Selasa, 09 September 2008

ramadhan dan taqwa

masih segar dalam ingatan saya, ketika malam sebelum tarawih itu seorang ustad berdiri ke mimbar untuk memberikan tausyiah, karena terlambat saya dapat jatah shof belakang.agak meremehkan karena dari 2 surat pilihan yang dibacakannya saat isya hanyalah surat-surat yang jadi andalan anak tk dimanapun, tetapi begitu beliau memelai taushiahnya barulah saya sempat melihat siapa gerangan, tak salah lagi beliau adalah seorang pimpinan pondok di yogya, yaah bisa dibilang seorang kyai, bukan sembarangan beliau seorang hafidz orang yang hafal Quran diluar kepala . perasaan malu,menyesal dan keduanya bercampur.. teringat hafalan yang hanya 3 juz tapi perlahan-lahan dilupakan oleh Nya ..pendosa...

ada yang berbeda dalam tausyiah malam itu para jamaah (terutama yang tua-tua) antusias.. yang muda khidmat dalam mendengar..karena (mungkin) malam ini mereka pikir tarawih tidak akan lama... ironis.

taqwa itu tema yang beliau pilih..tetapi taqwa berubah menjadi tawadhu. qonaah, wara' dan yakin malam itu
4 kunci untuk menghadapi 4 keadaan
tawadhu ketika berinterakasi dengan manusia
qonaah ketika dengan harta
wara' ketika berhubungan dengan sang Khaliq
yakin ketika berhadapan dengan dunia dan masalah yang ditimbulkanya

tetapi Yakin itu yang menarik perhatian saya, beliau mencontohkan keyakinan itu dengan sangat baik
seorang yang berpuasa, akan lemah, yang muda,tua,yang kaya dan yang miskin apalagi ketika jarum jam menunjuk pukul 2 ini lah puncak cobaan pagi orang yang berpuasa. Namun ajaib ketika pukul 3, aura semakin cerah, pukul 4 tawa dan senyum semakin sering terlihat pukul 5 orang mengambil sepatu dan bola mereka pergi kelapangan...

luar biasa.. nah kuncinya adalah yakin, orang yang berpuasa yakin bahwa ketika matahari tenggelam mereka akan kembali bebas untuk makan dan minum, kembali merasakan segarnya es buah dan kolak. tidak ada sedikitpun ketakutan atau kecemasan bahwa adzan maghrib akan mundur tidak ada keraguan, masalah akan selesai jika adzan telah dikumandangkan...dan hanya tinggal menungu
perasaan yakin memenuhi jiwa saya karena doa yang saya panjatkan terkabulkan.. saya masih bisa bertemu dengan bulan yang mulia ini tahun ini, disaat orang-orang yang saya sayangi satu persatu telah pergi mendahului..
dan disudut mata beberapa tetes air mengalir tanpa dapat saya tahan..