Senin, 19 Januari 2009

mereka tak pernah menyerah


We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
.......

Tubuh-tubuh kecil itu terpisah, tercerai berai...
tak sanggup airmata ini terbendung, kesedihan yang menyayat hati,
bagaimana jika tubuh-tubuh itu adalah tubuh anak-anak kita ?
yang setiap hari kita temani bermaian,kita timang-timang dengan sayang, kita usap lembut dahinya jika menangis

Hari-hari itu dunia berkabung untuk kesekian kalinya....

hampir seluruh dunia menyiarkan kekejaman para agresor zionis laknatullah!
kita semua,
di depan layar tv
hanya bisa geram,marah, mengutuk
bukan hanya kepada para zionis tapi juga kepada para raja, para pemimpin yang mengaku dirinya muslim

23.000 dan 576.000

itulah perbandingan jumlah Pejuang Hamas dan tentara Zionis Israel
kita seperti mengalami de javu
teringat kembali peristiwa perang Badar
300 pejuang muslimin melawan 1000 pasukan kafir quraisy bersenjata lengkap

logika militer akan mengatakan jangankan bulan atau tahun,
gaza akan diluluh lantakan dengan hitungan hari
tetapi logika Tuhan tidak sama dengan logika manusia

hari ini kembali di Bumi Palestina, tanah warisan para Nabi
Allah menampakan kebesaran-Nya
ratusan bayi dan anak kecil syahid digantikan dengan
ribuan bayi yang lahir,
lahir di bawah dentuman bom dan desingan peluru

sejenak kita tengok negeri kita,
digerogoti dari dalam ditelikung dari luar
negeri muslim terbesar di dunia
dengan angka aborsi yang terbesar di Asia

tepat yang dikatakan salah seorang relawan yang berangkat ke Gaza
bukan mereka yang membutuhkan kita
tapi sebenarnya kita lah yang membutuhkan mereka

















Selasa, 09 September 2008

ramadhan dan taqwa

masih segar dalam ingatan saya, ketika malam sebelum tarawih itu seorang ustad berdiri ke mimbar untuk memberikan tausyiah, karena terlambat saya dapat jatah shof belakang.agak meremehkan karena dari 2 surat pilihan yang dibacakannya saat isya hanyalah surat-surat yang jadi andalan anak tk dimanapun, tetapi begitu beliau memelai taushiahnya barulah saya sempat melihat siapa gerangan, tak salah lagi beliau adalah seorang pimpinan pondok di yogya, yaah bisa dibilang seorang kyai, bukan sembarangan beliau seorang hafidz orang yang hafal Quran diluar kepala . perasaan malu,menyesal dan keduanya bercampur.. teringat hafalan yang hanya 3 juz tapi perlahan-lahan dilupakan oleh Nya ..pendosa...

ada yang berbeda dalam tausyiah malam itu para jamaah (terutama yang tua-tua) antusias.. yang muda khidmat dalam mendengar..karena (mungkin) malam ini mereka pikir tarawih tidak akan lama... ironis.

taqwa itu tema yang beliau pilih..tetapi taqwa berubah menjadi tawadhu. qonaah, wara' dan yakin malam itu
4 kunci untuk menghadapi 4 keadaan
tawadhu ketika berinterakasi dengan manusia
qonaah ketika dengan harta
wara' ketika berhubungan dengan sang Khaliq
yakin ketika berhadapan dengan dunia dan masalah yang ditimbulkanya

tetapi Yakin itu yang menarik perhatian saya, beliau mencontohkan keyakinan itu dengan sangat baik
seorang yang berpuasa, akan lemah, yang muda,tua,yang kaya dan yang miskin apalagi ketika jarum jam menunjuk pukul 2 ini lah puncak cobaan pagi orang yang berpuasa. Namun ajaib ketika pukul 3, aura semakin cerah, pukul 4 tawa dan senyum semakin sering terlihat pukul 5 orang mengambil sepatu dan bola mereka pergi kelapangan...

luar biasa.. nah kuncinya adalah yakin, orang yang berpuasa yakin bahwa ketika matahari tenggelam mereka akan kembali bebas untuk makan dan minum, kembali merasakan segarnya es buah dan kolak. tidak ada sedikitpun ketakutan atau kecemasan bahwa adzan maghrib akan mundur tidak ada keraguan, masalah akan selesai jika adzan telah dikumandangkan...dan hanya tinggal menungu
perasaan yakin memenuhi jiwa saya karena doa yang saya panjatkan terkabulkan.. saya masih bisa bertemu dengan bulan yang mulia ini tahun ini, disaat orang-orang yang saya sayangi satu persatu telah pergi mendahului..
dan disudut mata beberapa tetes air mengalir tanpa dapat saya tahan..

Rabu, 19 Maret 2008

selamat jalan sahabat...

sore tadi sebuah sms masuk, 'telah meninggal dunia saudara Ahmad syarifudin 'fis 01 karena kecelakaan, jenazah akan dikebumikan hari ini...'

saya jadi teringat beberapa kisah tentang beliau semasa hidupnya, namun hanya hal-hal baik saja yang terlintas, beliau memang masih muda namun ...ajal manusia ada digenggamanNya...

sejenak saya berfikir, mungkin banyak hal yang ingin dicapai oleh sahabat saya .. banyak hal...
dan sekarang ini tiba-tiba beliau diharuskan meninggalkan alam dunia yang fana, dan harus memasuki alam yang baru, alam kubur, alam yang akan dan pasti akan saya dan anda lewati...

"sesunguhnya kehidupan dunia adalah permainan yang menipu"
"tidaklah seseorang memasuki kehidupan akherat melainkan dia merasa kehidupan dunia hanyalah sesaat saja..."

saya hanya berharap semoga Allah mengampuni semua dosanya dan melipat gandakan amal-amal shalihnya di dunia, dan semoga kelak saya dipertemukan lagi di Jannah Nya ....semoga...

selamat jalan sahabat...

Senin, 21 Januari 2008

sebuah perenungan ...

Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita. sebenarnya dunia tidak butuh penilaian dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar.

Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka, bukan soal apa kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui diatas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan, dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.

Kamis, 10 Januari 2008

malu....

fonemana malu adalah sesuatu yang sedang menjadi perhatian saya akhir-akhir ini...
karena makna malu sedikit demi sedikit bergeser menurut kacamata saya, ada sebagian orang yang merasa malu jika nggak punya handphone bagus, ada yang malu jika pakaiannya dibilang ga mode lagi,sepatunya,rambutnya... ,orang ga malu lagi bahkan pede menenteng laptop kemana2,tapi untuk membawa alquran???, apalagi membaca di ditempat2 umum(malu jika di bilang sok alim)dibilang fanatik,ektrimis,fundamentalis...
terlintas dalam pikiran saya ... rasanya rasa malu yang sekrang ini tidak berasal dari dalam kita, tetapi di (sengaja) ciptakan agar kita yang merasa demikian nah loh!yang menjadi pertanyaan untuk apa ??
iman dan malu adalah suatu hal yang tak dapat dipisahkan, yah kadang kita mengaku beriman dengan sholat2 wajib,puasa,infaq yang kita amalkan tapi untuk berbuat hal2 yang buruk(baca:maksiat) enteng2 aja (penulis include di dalamnya :-p)
tepat sekiranya sabda Rasulullah "jika kalian tidak punya rasa malu maka berbuatlah sesuka mu"....kita seperti disindir "percuma kalian (merasa) beriman kalo dengan keimanan itu tidak bisa membaguskan akhlaq kalian..."